Sabtu, 12 Januari 2013

20. Delegasi Wewenang yang Efektif


20. Delegasi Wewenang yang Efektif
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan, karena tidak semua
pekerjaan dapat didelegasikan
2. Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan, dengan beberapa
pertimbangan: waktu yang dipunyai karyawan, kemampuan yang dimiliki
karyawan, dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan
3. Mendelegasikan tugas, disertai dengan informasi dan pemberian wewenang yang
cukup, dan bentuk hasil yang diharapkan
4. Menetapkan Feedback, untuk memonitor kemajuan yang dicapai oleh bawahan.

19. Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang


19. Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang
Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak pekerjaan
daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawahan mempunyai keahlian yang
lebih dibandingkan dengan manajer untuk hal-hal tertentu. Beberapa manajer kadang
enggan mendelegasikan wewenang karena: tidak yakin akan kemampuan bawahan
merasa mampu mengerjakan sendiri tidak efisien untuk mengajari bawahannyamelakukan tugas takut wewenangnya akan berkurang, atau takut kalau bawahannya dapat
melakukan tugas lebih baik dibandingkan dirinya. Karyawan kadang enggan menerima
delegasi wewenang karena beberapa alasan: takut gagal merasa tidak ada penghargaan
untuk kerja yang akan dilakukannya, atau tidak mau menganggung risiko semua risiko
diserahkan atau ditanggung oleh manajer.

18.Pengertian Wewenang , Kekuasaan Dan Pengaruh


18.Pengertian Wewenang , Kekuasaan Dan Pengaruh
Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak daripada kegiatan-kegiatan. wewenang yang ada pada diri seseorang yang bersifat formal harus didukung pula dengan wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu juga wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi. Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1. Teori formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Chester Barnard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi :
•         Memahami komunikasi tersebut
•         Tidak menyimpang dari tujuan organisasi
•         Tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi
•         Mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adanya :
1. Kekuasaan (power), yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :
•         Kekuasaan posisi (position power) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
•         Kekuasaan pribadi (personal power) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
•         Kekuasaan balas jasa (reward power) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
•         Kekuasaan paksaan (Coercive power) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan diterima bila tidak melakukan perintah.
•         Kekuasaan sah (legitimate power) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
•         Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
•         Kekuasaan panutan (referent power) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
•         Kekuasaan ahli (expert power) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
Menurut David McClelland ada dua sisi wewenang, yaitu sisi positif ditandai dengan perhatian pada pencapaian tujuan bersama atau kelompok. Manajer disini berusaha mendorong bawahannya untuk mengembangkan kekuatan kekuatan dan kecakapannya, baik secara individu maupun kelompok. Sisi negative memandang bahwa dengan kekuasaan berarti menguasai orang lain yang lebih lemah, jadi memandang seseorang sebagai pesuruh saja.
Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan.
  Internal
  Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
  Anggaran (budget)
  Kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
  Deskripsi jabatan
  v Eksternal
  Undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah.
  Perjanjian kerja kolektif.
  Perjanjian dengan dealer, suplier, dan pelanggan.
2. Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
3. Pengaruh (influence) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.a

17.Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab


17.Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab
Salah satu prinsip organisasi yang penting adalah bahwa individu-individu seharusnya diberi wewenang untuk melakukan tanggung jawabnya. Sebagai contoh, bila tanggung jawab seorang manajer mempertahankan kapasitas produksi tertentu, maka dia harus diberi kebebasan secukupnya untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi kapasitas produksi.

16. Tanggung jawab dan Akuntabilitas


16. Tanggung jawab dan Akuntabilitas
Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu. Istilah lain yang sering digunakan adalah akuntabilitas yang berkenaan dengan kenyataaan bahwa bawahan akan selalu diminta pertanggungjawabannya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Akuntabilitas adalah faktor di luar individu dan perasaan pribadinya. Pemegang akuntabilitas berarti bahwa seorang atasan dapat membelakukan hukuman atau balas jasa kepadanya tergantung bagaimana dia sebagai bawahan.

15. PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI


15. PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubunganya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi dan komunikasi.

14. Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi


14. Penanggulangan Hambatan Dalam Delegasi
Louis Allen mengemukakan beberapa teknik kusus untuk membantu manajer melaksanakan delegasi efektif.
1. Tetapkan tujuan
Bawahan diberi maksud dan tujuan akan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang
Bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang harus mereka pertanggung jawabkan dan mana saja yang ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan
Manajer dapat memberi dorongan kepada bawahan melalui perhatian akan kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja
Manajer harus meminta ketuntasan kerja dari para bawahan.
5. Berikan latihan
Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan peaksanaan kerjanya.
6. Adakan Pengawasan yang memadai
Sistim pengawasan terpercaya seperti laporan mingguan dibuat agar manajer tidak perlu mneghabiskan dengan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

13. Beberapa Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif Prinsip saklar


13. Beberapa Pedoman Klasik yang dapat Dijadikan Dasar untuk Delegasi efektif
Prinsip saklar
Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir setingkat demi setingkat dari tingkatan paling atas ke tingkatan paling bawah. Garis wewenang yang jelas akan membuat lebih mudah bagi setiap organ untuk mengetahui kepada siapa dia dapat mendelegasikan, dari siapa dia akan menerima delegasi, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
Dalam pembuatan garis wewenang dibutuhkan delegasi penuh, yang berarti bahwa semua tugas organisasi harus dibagi habis. Supaya di organisasi terhindar dari terjadinya;
gaps, yaitu tugas yang tidak ada penanggung jawabnya .
overlaps, tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada lebih dari satu orang individu.
Splits, tanggung jawab atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu satuan organisasi.

12. SENTRALISASI vs DESENTRALISASI


12. SENTRALISASI vs DESENTRALISASI
Faktor penting untuk menentukan efektivitas organisasi adalah derajat sentralisasi / desentralisasi
Sentralisasi adalah pemutusan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi
Desentralisasi adalah penyebaran / pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi :
Filsafat manajement
Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
Strategi dan lingkungan organisasi
Penyebaran geografis organisasi
Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
Kualitas manajer
Keanekaragaman produk dan jasa
Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya

11. Definisi / Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi – Ilmu Ekonomi Manajemen


11. Definisi / Pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi – Ilmu Ekonomi Manajemen

A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
B.DelegasiAdalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Jadi delegasi wewenang adalah:1.Adalah proses manajer mengalokasikan wewenang ke bawah yaitu pada orang-orang yang melapor kepadanya. 2.Adalah pemberian otoritas atau kekuasaan formal dan tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada orang lain. Pelimpahan otoritas oleh atasan kepada bawahan diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan yang dapat mengawasi secara pribadi setiap tugas-tugas organisasi.Alasan perlunya pendelegasian, yaitu:1.Memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dan bila mereka menangani setiap tugas sendiri2.Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien3.Manajer dapat memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting4.Bawahan dapat tumbuh, berkembang dan alat untuk belajar dari kesalahan

10. Wewenang Lini, Staf dan Fungsional


10. Wewenang Lini, Staf dan Fungsional
Wewenang lini, adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
Wewenang staf, adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi yang menggunakan staf yaitu menambah biaya
administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas. yaitu memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang tinggi. Wewenang staf Yaitu hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada personalia yang tinggi, Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditujuk yaitu:
Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan
Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.
wewenang staf fungsional, adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila memenuhi:
Memahami komunikasi tersebut
tidak menyimpang dari tujuan organisasi
tidak bertentangan dengan kepeningan pribadi
Mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan maka diperlukan adannya.
Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi 2 yaitu:
Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
Tanggung jawab dan akuntabilitas tanggung jawab ( responsibility) yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasannya. Akuntability yaitu permintaan pertanggung jawaban atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Yang penting untuk diperhatikan bahwa wewenang yang diberikan harus sama dengan besarnya tanggung jawab yang akan diberikan dan diberikan kebebasan dalam menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Pengaruh ( influence ) yaitu transaksi dimana seseorang dibujuk oleh orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan harapan orang yang mempengaruhi. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan dan menghukum, pemilikan informasi lengkap juga penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Menurut sumber wewenang dibagi menjadi:
Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah,
Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
Keluasan wewenang dan kekuasaan. Semua anggota organisasi mempunyai peraturan, kode etik, atau batasan-atasan tertentu pada wewenang, seprti yang ditunjukan dibawah ini:
Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan:
Internal:
Anggaran (Budget)
kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Deskripsi jabatan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
Ekstern:
1.Udangan dan peraturan-peraturan pemerintah
2. Perjanjian kerja kolektif
3. Perjanjian dengan dealer, supplier, dan pelanggan Delegasi Wewenan

09. Sentralisasi versus Desentralisasi


09. Sentralisasi versus Desentralisasi
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kedepan Indonesia harus melakukan relokasi kekuasaan dari negara ke unit-unit pemerintahan yang lebih kecil, karena itu sudah merupakan kehendak jaman. Model sentralistis yang selama diprektekkan oleh pemerintah tidak dapat lagi dipertahankan. Alasan-alasannya antara lain:
Kelemahan utama konsep sentralistis adalah karena sangat kaku (rigit) sehingga sulit berartikulasi secara optimal terhadap dinamika lingkungan. Konsep sentralisasi sulit mengelola berbagai sumberdaya lokal yang sangat beragan dan bervariasi, karena konsep ini tidak memiliki instrumen yang peka terhadap kemajemukan (diversity). Pendekatan pemerintahan dilakukan dengana asumsi homogenitas wilayah, sehingga akan menimbulkan kesenjangan dalam berbagai bidang atau aspek (antar wilayah, antar lapisan dan natar golongan masyarakat).
Kebijaksanaan sentralistis secara langsung maupun tidaklangsung telah membatasi kreativitas sumberdaya pembangunn. Masalah yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menemukan dan merumuskan format yang tepat atau optimaldari relokasi kewenangan tersebut. Pada satu sisi, sentralisasi mampu menawarkan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahanm. Tetapi pada sisi yang lain relokasi kewenangan yang dijabarkan dalam bentukkewenangan politik dan administrasi di samping akan menjawab berbgai kelemahan model sentralistik, juga memiliki kelemahan yang intensitasnya sangat tergantung kepada kemampuan penegelolaan kemajemukan yang ada. Konsep atau model yang keliru jelas tidak mampu menghasilkan sinergi dari berbagai komponen wilayah dan bangsa, tetapi justru akan mendorong timbulnya perpecahan atau disintegrasi bangsa. Ketidakmampuan merumuskan model relokasi kewenangan dimaksud mungkin merupakan jawaban mengapa sejak diundangkannya UU No.5/1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, tidak pernah diikuti oleh penyusunan PP atau Peraturan Pememerintah yang mengatur berbagai pasal dalam UU tersebut. Model dan Proses Desentralisasi. Relokasi kewenangan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah (relokasi/desentralisasi kewenangan politik dan kewenangan administrasi) merupakan wujud sistem manajemen pemerintahan yang sangat kondusif terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas Kemandirian Lokal.
Model otonomi yang diamanahkan dalam UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah yang meletakkan otonomi pada Daerah Tingkat II (Kabupaten dan Kotamadya) merupakan alternatip sesungguhnya adalah alternatip yang terbaik dibandingkan dengan berbagai model otonomi yang lainnya, mengingat model ini lebih mendekatkan birokrasi pemerintahan dengan masyarakatnya, dan yang disebut sebagai masyarakat lokal hanya ada di desa dan kabupaten. Model otonomi pada Tingkat II akan memudahkan proses penyaluran aspirasi masyarakat secara lebih luas dan cepat dan dengan demikian pemberdayaan dengan jalan partisipasi dapat dengan mudah dilakukan yang pada gilirannya proses demokratisasi sebagaimana hrapan reformasi dapat diwujudkan. Namun persoalannya sekarang, masih banyak daerah, terutama para perangkat pemerintahan belum sepenuhnya memahami konsep dasar otonomi tersebut. Mereka lebih menekankannya pada sasaran penguasaan dan pemilikan aset dan sumberdaya, sehingga dengan mudah menimbulkan pertentangan antar wilayah atau antardaerah. Maka dalam kaitan ini otonomi daerah masih sangat membutuhkan peranan Tingkat I sebagai kordinator, pengawas, dan pengarah kegiatan pelaksanaan otonomi tersebut .Kelemahan sekaligus kekuatan UU No.22/99 terletak pada banyak Peraturan Pemerintah yang perlu disusun dalam upaya implementasi amanah UU tersebut. Kualitas semangat reformasi dari penyelenggara negara akan menentukan apakah hal tersebut akan menjadi kekuatan atau kelemahan, karena penjabaran dari berbagai pasal kedalam Peraturan Pemerintah akanmenentukan format sebenarnya dari model otonomi tersebut.
Dalam merumuskan beberapa Peraturan Pemerintah agar format otonomi daerah menjadi lebih relevan maka, bebrapa hal perlu mendapat pertimbangan, yakni: Kualitas Teknostruktur DaerahPengalaman pemerintahan dan pengelolaan pembangunan yang dimiliki oleh sebahagian besar aparat pemerintah di daerah dapat dikatakan sangat minim dan kemungkinan besar tidak mampu melaksanakan otonomi dalam arti yang sebenarnya. Model Petunjuk Pelaksanaan yang dipraktekkan selama Orde Baru telah menjadi budaya sehingga mematikan prakarsa dan kreativitas masyarakat. Demikian pula halnya dengan Kelembagaan masyarakat yang selama masa Orde Baru telah dimandulkan secara sistematis sehingga saat ini tidak ampu lagi melahirkan hasil yang dibutuhkan bagi peningkatan kemandirian wilayah atau daerah.
Di samping itu kemampuan menemukan cara pengelolaan sumberdaya lokal relatif sangat rendah, sehingga akan menghambat pelaksanaan otonomi apabila tidak memiliki sumberdaya yang memadai. Berdasarkan hasisl kesilapan daerah yang disebutkan di atas, dikhawatirkan timbulnya usul pelaksanaan otonomi daerah menjadi tertunda. Perlu dikemukakan bahwa terdapat kecurigaan di klangan masyarakat bahwa otonomi daerah sebagimana yang tercantum dalam UU No. 22/1999 hanyalah merupakan upaya Pemerintah Nasional untuk mengulur waktu, karena memang tidak sepenuhnya berniat untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah.Hal ini juga dipandang sebagai upaya untuk mempertahankan status quo pola pemerintahan sentralistik yang menghambat terciptanya iklim demokrasi serta upaya untuk menghambat transparansi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bilamana akumulasi masalah tersebut tidak diantisipasi sedini mungkin dalam model Otonomi Daerah, maka akan bermuara pada konflik politik yang berkempanjangan karena dianggap tidak sejalan dengan reformasi.
Mengacu pada hal-hal yang dikemukakan di atas, dan dengan mempertimbangkan bahwa penyusunan UU No. 22/1999 telah mengorbankan sumberdaya yang cukup besar, maka substansi undang-undang tersebut tetap dipertahankan, namun perlu melakukan beberapa penyesuaian di mana istilah daerah yang ada dalam undang-undang tersebut diganti dari kabupaten atau Kotamadya menjadi Propinsi. Dengan kata lain, titik berat pelaksanaan otonomi daerah diletakkan pada daerah tingkat I atau provinsi. Apabila pada saatnya suatu kabupaten atau gabungan beberapa kabupaten tersebut dapat saja ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom baru yang terlepas sama sekali dengan bekas Provinsi induknya. Jika disimak akan terlihatbahwa implementasi model ini akan bermuara pada terbentuknya beberapa puluh daerah otonom, sesuai dengan yang dimaksud dalam UU No.22/99, walaupun dengan menempuh proses yang berbeda. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa model implementasi ini lebih realistic, khususnya bila dilihat dari sisi kemampuan kebanyakana provinsi untuk berotonomi. Implementasi model ini setidaknya akan menghapus kecurigaan terhadap kemungkinan adanya keengganan Pemerintah Nasional untuk nmenyelenggarakan otonomi. Di samping itu, peross pembentukan daerah otonom baru akan dapat berjalan dengan baik karena adanya Pemerintah Pusat yang memiliki kewenangan dan kemampuan ntuk mengarahkan provinsi untukmelaksanakanpemekaran yang dimaksud.Disadri adanya kehawatiran bahwa potensi disintegrasi bangsa akan semakin menguat pada masa otonomi Propinsi diterapkan, Hal ini sebenarnya tidak beralasan mengingat berbagai pertimbangan, misalnya: Secara empiris prima causa disinetgarsi suatubangsa tidak terkait langsung dengan sistem pemerintahan yang dianut, tetapi lebih terkait dengan ketidakadilan. Bubarnya Uni Sovyet, perang yang berkepanjangan di negara-negara Balkan, dan pemisahan diri Bangladesh dari Pakistan merupakan bukti dari hal tersebut.Pola karakter kehidupan politik nasional tidak banyak lagi diwarnai oleh politik aliran sebagaimana yang terjadi pada tahun 1950-an, tetapi oleh kepentingan riil, terutama ke konomi.Sentimen ideolog, baik pada tingkat nasional maupun global, tidak lagi mewarnai percaturan politik global. Bahkan terjadi kecenderungan sebaliknya, yaitu integrasi ekonomi regional seperti di Eropa dan Amerika Latin, Afrika, dan berbagai belahan dunia lainnya yang bermuara pada sinergi kekuatan ekonomi regional atas dasar daya saing.Perekembangan manajemen kenegaraan moderen yang lebih mengarah kepada pendekatan kesejahteraan masyarakat luas dan post-modernism

08.kekuasaan Struktural dan Situasional


08.kekuasaan Struktural dan Situasional
Kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi.Struktur organisasi di pandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi. Dalam tatanan struktur organisasi, kebijaksanan ngambilan keputusan dialokasikan keberbagai posisi. Selain itu struktur membentuk pola komunikasi dan arus informasi. Jadi struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal, dengan menghususkan orang-orang tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan dan mengambil keputusan tertentu dengan memanfaatkan kekuasaan informal mungkin timbul karena truktur informasi dan komunikasi dalam sistem tersebut .
Posisi formal dalam organisasi amat erat hubungannya dengan kekuasaan dan wewenang yang melekat. Tanggung jawab, wewenang dan berbagai hak-hak yang lain tumbuh dari posisi seseorang. Bentuk lain kekuasaan struktur timbul karena sumber daya, pengambilan keputuan, dan informasi.

07. Pelimpahan / Pendelegasian Wewenang


07. Pelimpahan / Pendelegasian Wewenang
Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam organisasi) dalam melakukan berbagai aktifitas yang ditujukan untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.

Manfaat Pelimpahan Wewenang :
1. pelimpahan wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut
2. bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal
3. penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab

Kendala dalam Pelimpahan Wewenang :
-          Kapasitas Staf yang terbatas
-          Kurang bertanggung jawabnya atasan akibat pelimpahan wewenang

Kunci Pelimpahan Wewenang agar Efektif :
1. Kepercayaan atasan pada bawahan
1.
1. Komunikasi terbuka antara atasan dengan bawahan
2. Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan pekerjaan, dan kemampuan bawahan

06. Wewenang Lini, Staff dan Fungsional


06. Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi secara
langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan
manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.

Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini. Staff ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan analisis yang diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.

Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional. Fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.

05. DELEGASI WEWENANG


05. DELEGASI WEWENANG

Untuk mancapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya pendelegasian tugas dari atasan ke bawahan. Pendelegasian tugas ini juga harus dibarengi dengan pendelegasian wewenang, sebab pendelegasian tugas tanpa pendelegasian wewenang sama halnya orang mau pergi tapi tak punya uang. Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal dari atasan kepada orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Sedang delegasi wewenang diartikan sebagai proses pengalihan wewenang dari atasan kepada orang yang ditunjuk. Hal yang perlu diperintahkan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk yaitu:
1. Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan
2. Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang di tunjuk
3. Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
4. Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan.

Alasan-alasan pendelegasian
Beberapa alasan yang mendasari manager mau mendelegasikan tugasnya lepada orang lain, yaitu:
1. Tugas manager bukan hanya pada satu kegiatan saja, oleh karena itu tugas yang dianggap orang lain bisa melakukannya, dilimpahkan kepada orang yang ditunjuk. hal ini agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja.
2. Manager lebih memperhatikan pada tugas-tugas yang perlu penanganan lebih serius dan penting demi kelangsungan organisasi.
3. Manager tidak harus mempelajari semua permasalahan dan pengetahuan karena adanya keterbatasan-keterbatasan.
4. Mendorong dan mengembangkan bawahan yang menerima pelimpahan wewenang

04. . Tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas.


04. . Tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas.
Tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan ketingkat organisasi paling bawah, ada cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya agar tercapai efisiensi tugas.
Untuk itu bagi orang yang menerima pelimpahan tugas harus diberi wewenang yang cukup, sehingga dia dapat mempertanggungjawabkan tugasnya pada atasan

03. WEWENANG LINI, STAF DAN FUNGSIONAL


03. WEWENANG LINI, STAF DAN FUNGSIONAL

v Wewenang lini (Lini Authority), adalah wewenang dimana atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
v Wewenang Staf (Staff authority), adalah hak para staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi atau konsultasi kepada personalia lini.
v Wewenang staf fungsional (Functional Staff Authority), adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila spesialis staf diberi wewenang fungsional oleh manajemen puncak maka dia mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai dengan kegiatannya.

02. Keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang


02. Keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah:
a.perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko.
b.bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
c.bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
d.bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besarSyarat untuk delegasi yang efektif adalah:
a.kesediaan manajer untuk memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan.
b.komunikasi yang baik antara manajer dan bawahan.c.meningkatkan kompleksitas tugas yang dilimpahkan dan derajat pelimpahan dalam suatu jangka waktu tertentu.Bila tidak ada kemajuan di dalam suatu jangka waktu yang direncanakan, maka beberapa hambatan dalam hubungan antara atasan dengan bawahan mungkin sudah bisa ditemukan (misalnya latihan yang tidak cukup, tidak adanya kepercayaan satu sama lain, komunikasi yang buruk).Louis Allen mengemukakan teknik untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif:
1.Tetapkan tujuan.
2.Tegaskan tanggung jawab dan wewenang.
3.Berikan motivasi kepada bawahan.
4.Meminta penyelesaian kerja.
5.Berikan latihan.

01.Keengganan untuk mendelegasikan wewenang


01.Keengganan untuk mendelegasikan wewenang
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah:a.perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan tugas.
b.ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan.
c.ketidak percayaan kepada bawahan
d.manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas
Untuk jangka pendek, ketiadaan keyakinan ini dapat dibenarkan bila bawahan memang tidak memiliki pengetahuan dan keahlian. Untuk jangka panjang, tak ada alasan untuk membenarkan kegagalan melatih bawahan

cerpen : untuk sahabt


UNTUK SAHABAT
Karya NN

Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan.

Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat.

Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku.

Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya.

Aku menutup wajahku dengan bantal. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “Faiy, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku.

Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy, kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku.

Tetapi aku masih sering merasa sendiri. Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa menahan tangisnya.

Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2011/11/cerpen-persahabatan-untuk-sahabat.html#ixzz2Hki6KEys

puisi : ibu


Puisi:
Ibu

Ibu apa kabarmu, baikkah semua
Aku di sini rindu ingin bertemu
Dengan doa darimu aku melangkah
Semua kelembutanmu menguatkanku
Ibu aku lelah,boleh kah aku merayu mu
Ingin berbaring di pangkuan mu
Mengadu tentang hari-hari  lelah ku
Tentang kerasnya dunia,yang tak seteduh kasih mu
Ingin ku menangis di pangkuan mu
Hannya engkau yang selalu percaya padaku
Tak mampu ku mengampuni diriku
Bila kau panjatkan doa untuk ku

puisi : hey


PUISI
CIPTA : N. AHADI
HEY
Hey,ucapkan sebelum mata ini tertutup
Langkah pun terhenti semua
Dan kita lewati pun kembali
Merasuk di hati
Jangan takut pada malam
Ucapkan semua yang ada di hati
Jangan kau tutupi rasa yang kau punnya
Jangan lagi kau bnnyak berharap pada bintang-bintang

puisi : keajaiban cinta


PUISI
CIPTA: N. AHADI
KEAJAIBAN CINTA
Saat hati merasa sepi
Saat jenuh mendera jiwa
Cinta yang mampu membuka semua,rasa kecewa hati yang terluka
Takkan ada lagi,sepi bernyanyi
Takkan ada lagi,jenuh mendera di jiwa
                        Walau tak harus memiliki
                        Walau tak harus selalu bersama
                        Asalkan ada rasa yang sama di antara kita
                       
Keajaiban cinta yang tek pernah dusta
Menyatukan hati kita berdua dalam kehidupan yang berbeda

Pengertian Pendidikan Seks/Sex Education


Pengertian Pendidikan Seks/Sex Education

Apa sih pendidikan seks itu? Pendidikan seks bukan hanya cara mempelajari tentang
cara melakukan seks. Namun pendidikan seks mencakup banyak hal seperti penyimpangan
seks, masalah reproduksi, kejahatan seks, hukum, moral dan lain-lain. Jadi pendidikan seks
itu bukan semata-mata how to do sex (cara melakukan seks).
Menurut  tokoh   pendidikan   Nasional Arif  Rahman   Hakim, pendidikan  seks   adalah
perlakuan   proses   sadar   dan   sistematis   di   sekolah,   keluarga   dan   masyarakat   untuk
menyampaikan   proses   perkelaminan   menurut   agama   dan   yang   sudah   ditetapkan   oleh
masyarakat.
Pendidikan seks secara terminologi menurut Moh. Roqib adalah merupakan upaya
transfer pengetahuan dan nilai  (knowledge  and  values)  tentang fisik-genetik manusia  dan
 fungsinya,   khususnya   yang   terkait   dengan   jenis   (sex)   laki-laki   dan   perempuan   sebagai
kelanjutan   dari   kecenderungan   primitif   makhluk   hewan   dan   manusia   yang   tertarik   dan
mencintai lawan jenisnya.
Abdul Aziz Qussy mengatakan pendidikan seks adalah pemberitahuan pengalaman
yang   benar   kepada   anak   agar   dapat   membantunya   dalam   menyesuaikan   diri   dalam
kehidupannya di masa depan sebagai hasil dari pemberian pengalaman sehingga dia akan
memperoleh sikap mental yang baik terhadap masalah seks dan masalah keturunan.
Jadi   kesimpulannya   pendidikan   seks   adalah   upaya   pengajaran,   penyadaran,   dan
penerangan   tentang   masalah-masalah   seksual   yang   diberikan   kepada   anak,   dalam   usaha
menjaga   anak   agar   terbebas   dari   kebiasaan   yang   tidak   baik   serta   menutup   segala
kemungkinan yang mengarah   kehubungan   seksual   terlarang.  Pengarahan  dan   pemahaman
yang sehat tentang seks dari aspek kesehatan fisik, psikis, dan spiritual

Sumber : http://www.mediafire.com/view/?os00ysc0aft8ali

PANTUN:


PANTUN:
Neng.,,jalan mundur
Nabrak tukang jamu
Aku gak bias tidur gara-gara
Mikirin kamu

Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan belut nyangkut di jaring
Perutku sakit menahan tawa
Gigi palsu loncat ke piring

KEBUDAYAAN INDONESIA


KEBUDAYAAN INDONESIA

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang
di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari
setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun
Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat
hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui
tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui
dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga
karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang
tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat
dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi
adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara
(Batak)

PERSAHABATAN


PERSAHABATAN
Berada di keluarga yang sangat berkecukupan membuat hidup terasa senang,tapi tidak pada Rizky Sanjaya.Ia tidak pernah merasakan hangat nya keluarga,ia tidak pernah dapat perhatiam dari kedua oarang tua nya.Tetapi tidak pada adik nya,sejak kecil sudah mendapt kan segala nya,baik itu perhatian dari kedua oarng tua nya.Sejak lulus dari SD ia sudah di tinggal sama kedua orang tua dan adik nya yang pindah ke luar negri di karena kan orang tua nya dapat tugas di sana.Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan kesendirian dan kesepian,dan dia di berikan fasilitas yang cukup mewah dari orang tua nya.
Rizky terus beranjak dewasa,ia sudah terbiasa dengan kesendirian nya dan dia sudah biasa hidup mandiri.Sejak SMA kelas 2 ia telah belajar untuk mencari penghasilan sendiri,ia begitu benci nya ke pada kedua orang tua nya karna di tinggal sendiri sejak kecil,bahkan ia suda tidak mau memakai fasilitas yang di berikan dari orang tua nya.Pada suatu hari dimana pada saat itu hari Raya Idul Fitri orang tua pulang ke Indonesia untuk melihat Rizky,tetapi ia malah pergi meninggal kan kota tempat ia tinggal.Ia malahan pergi untuk menahan rasa benci kepada orang tua nya dan menahan rasa iri karena melihat teman-teman yang ada di sekeliling nya sedamg berkumpul dengan keluarga.
Pada suatu saat dimana sedang libur sekolah Rizky pergi liburan sekaligus pergi hunting foto,karna ia adalah seorang photographer muda,ia pergi liburan ke Jakarta sendirian dan setelah sampai di Jakarta ia di sambut oleh teman-teman nya yang sesama profesi.Sesaat ia sedang berjalan di suatu termpat di Jakarta,ia melihat sebuah tempat pembuatan Tatto.Terlintas di pikiran nya untuk membuat Tatto di beberapa bagaian tubuhnya,tepat nya lagi ia membuat di tangan sebelah kiri dan di dada nya,dan dia tampak senang dengan membuat Tatto di bagian tubuh nya.Tetapi di balik kesenangan itu dia tetap sedih dan marah ke pada orang tua nya,bahkan ia tidak tahu harus dengan sapa ia bercerita di saat dia lagi butuh seseoaran untuk bercerita.
Dan hari yang telah di tunggu-tunggu nya akhir nya datang,ia telah lulus dari SMA,dan ia terus melanjut kan karier nya sebagai photographer professional.Dan ia berfikir untuk meninggal kan kota kelahiran nya Surabaya untuk melanjut kan karier nya ke Jakarta.Ia bekerja di salah satu studio foto terbesar di Jakarta.Setahun ia bekerja membuat nya berkepikiran untuk melanjutkan sekolah nya ke sebuah Universitas yang ada di Jakarta dan ia memilih untuk sambil bekerja.Ketiaka ia telah aktif sebagai mahasiswa,di situlah ia bertemu seorang gadis cantik yang bernama Ranti.Ranti adalah seorang mahasiswa jurusan Kedokteran dan Rizky jurusan Sistem Informasi.
Rizky dan Ranti lama kelamaan semakin akrab,dan akhirnya mereka pun pacaran,Rizky tampak begitu senang,karena hari-hari nya sekarang telah ada seorang yang perhatian kepada nya setelah sekian lama dia tidak pernah dapat perhatian dari orang yang special,apalagi semenjak di tinggal adik dan dan ke dua orang tua nya ke luar negri.Rizky semakin bersemangat menjalani hari-harinya dan dia tidak lupa juga dengan pekerjaannya.Dan pada suatu saat Rizky bercerita dengan kakasih nya tersebut tentang hidup nya yang suram selama ini.Ranti pun sempat meneteskan air mata mendengar cerita dari Rizky tersebut.Mendengar cerita tersebut Ranti sangat sedih dan lebih perhatian lagi ke pada Rizky.
Setalah berpacaran begitu lama,Ranti akhirnya mengenal kan Rizky ke pada orang tuanya,sempat orang tua Ranti tidak menyetujui hubungan mereka di karenakan tattoo yang ada di tangan dan dada Rizky.Dengan sabar nya Ranti menjelaskn siapa itu Rizky ke pada orang tua nya,dan akhir nya pun orang tua Ranti menyetujui hubungan mereka,apalagi Rizky sudah memiliki pekerjaan yang dibilang sudah mantap.
Sudah tidak terasa waktu telah berjalan cukup lama,dan mereka pun selesai juga kuliah,Rizky tetap menjadi seorang phtograper dan Ranti menjadi seorang dokter.mereka pun sudah mantap melanjut kan ke hubungan yang lebih serius.Dan pada saat itu juga kedua orang tua Rizky pulang ke Indonesia dan menetap kembali di Indonesia,sementara adik nya masih berada di luar negri untuk melanjut kan sekolah nya.Ketika orang tua nya pulang dan sudah tahu Rizky sudah tidak lagi berada di Surabaya,orang tua nya pun terdiam dan sedih.Mereka pun mulai cari tahu kemana pergi nya Rezky,dan oaring tua nya pun tau dimana Rezky berada saat itu, dan seketika itu juga orang tua nya mencari Rizky ke Jakarta.
Setelah sampai nya di Jakarta, orang tua nya langsung menghampiri tempat tinggal Rezky,namun sayang,Rezky sedang tidak berada di rumah.Dan orang tua nya pun tau bahwa Rezky sedang menjalin hubungan ke pada seorang dokter yang bernama Ranti yang mau di nikahin nya.Orang tua nya pun menghampiri Ranti yang sedang saat itu lagi berada di rumah,dan menjelaskan kepada Ranti sapa orang tua nya tersebut.Ranti sempat tidak terlalu percaya kepada cerita tersebut.dan orang tua Rizky pun memohon untuk mempertemukan Rizky ke pada orang tua nya,namun Ranti belom bigitu yakin ke pada orang tua Rizky tersebut.
Lama kelamaan Ranti pun percaya ke pada cerita tesrebut,dan ranti pun mau membantu mempertemukan Rizky dan orang tua nya.Dan saat nya pun telah datang,seketika itu Rizky bertemu langsung ke pada orang tua nya,dan Rizky pun tidak percaya dengan apa yang di lihat nya sekarang.Orang tua Rizky pun langsung memeluk Rizky dengan kencang nya dan Rizky berusaha melepas pelukan tesebut.Rizky berusaha untuk pergi meninggalkan semua itu, tetapi Ranti menahan Rizky suapaya tidak pergi meninggal kan orang tua nya.Orang tua Rizky pun mengaku telah menyesal dengan semua ini,dan meminta ma’af ke pada Rizky atas semua yang telah di lakukan orang tua nya selama ini,dan akhir nya Rizky mema’af kan ke dua orang tua nya tersebut,dan mengenal kan Ranti sebagai calon istri nya ke pada orang tua nya tersebut…

16. Pengorganisasian Kurikulum


16. Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni
dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari
kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat
tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan
aturan tertntu, yang dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau
seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat
melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan

14. PENGORGANISASIAN PENGEMBANGAN DAKWAH BERBASIS INTERNET


14. PENGORGANISASIAN PENGEMBANGAN DAKWAH BERBASIS INTERNET
ABSTRAK Pengorganisasian Pengembangan dakwah, dipahami sebagai pembangunan suatu struktur dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas dalam melaksanakan dakwah. Sedangkan internet adalah suatu media yang dapat digunakan sebagai sarana dakwah dan memiliki jangkauan ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat cepat, sebagai strategi memperluas cara berdakwah.

13. Pengorganisasian Ekonomi (Economy Organizing)


13. Pengorganisasian Ekonomi (Economy Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi kewirausahaan, pada kali ini menunjukkan pada hasil-hasil proses pengorganisasian

.12 Pengorganisasian dalam Manajemen Agribisnis


12. Pengorganisasian dalam Manajemen Agribisnis
engorganisasian merupakan upaya manajemen untuk mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Efektivitas sebuah organisasi sangat bergantung pada kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua sumber daya perusahaan guna mencapai tujuannya.

11. PENGORGANISASIAN TINGKAT PUSKESMAS


11. PENGORGANISASIAN TINGKAT PUSKESMAS
Apabila   perencanaan   tingkat   Puskesmas   telah   selesai   dilaksanakan, hal selanjutnya     yang   perlu  dilakukan   ialah  melaksanakan   fungsi     pengorganisasianPuskesmas   (organizing)
 Ada   2   (dua)   hal   yang   perlu   pengorganisasian   tingkat Puskesmas, yakni   :
 (1)   Pengaturan  berbagai   kegiatan   yang   ada  di  dalam   RO Puskesmas, sehingga membentuk satu kesatuan program yang terpadu dan sinergiuntuk mencapai tujuan Puskesmas
 (2) Pengorganisasian pegawai Puskesmas,yaitu pengaturan tugas dan tanggung jawab setiap pegawai Puskesmas, sehinggasetiap kegiatan dan program mempunyai penanggung jawabnya

10. Pengorganisasian Masyarakat


10. Pengorganisasian Masyarakat
Pembangunan yang dilaksanakan dalam jaman orde baru hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Bila dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonomi, memang hasilnya akan sangat memuaskan. Namun bila dilihat dari aspek pemerataan maka pertumbuhan ekonomi sebenarnya hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok orang. Salah satu dampak dari pembangunan yang diutamakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi adalah semakin terpinggirkannya peran masyarakat dalam berbagai aspek seperti sosial budaya, ekonomi dan politik.
Peran negara dalam hal ini diwakili oleh berbagai lembaga negara sangat dominan dengan alasan untuk menjaga ketertiban politik. Pemilik modal dengan dukungan dari penguasa diberi keleluasaan untuk melakukan eksploitasi terhadap sumberdaya yang ada

09. pengorganisasian manajemen


09. pengorganisasian manajemen
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
James D. Mooney mengatakan “Organisasi yaitu bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersana, “ sedang Chester I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

08. Pengorganisasian dalam manajemen


08. Pengorganisasian dalam manajemen
Organisasi merupakan naungan dimana sumber daya, kerjasama antar sumber daya diorientasikan melalui mekanisme tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Mekanisme agar kerjasama antar sumber daya mencapai efektifitas dan efisiensi itulah yang disebut pengorganisasian. Dengan demikian, organisasi ialah wadah atau tempat dimana pengorganisasian dilakukan.
suatuWadah dimaksudkan secara luas,yaitu, titik sama yang memasukan berbagai individu ke dalam kesatuan. Tanpa organisasi tidak mungkin ada pengorganisasian, pengorganisasian ada di dalam organisasi.

07. PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN DAERAH


07. PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN DAERAH
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah ini dimaksudkan
guna memberikan panduan/acuan kepada Daerah dalam
penataan
kelembagaan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah.
Pedoman Teknis pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah ini bertujuan untuk
menyamakan pemahaman/persepsi di setiap level pemerintahan dalam penataan
kelembagaan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah

06. pengorganisasian sumber daya alam


06. pengorganisasian sumber daya alam
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi tergantung pada kemampuannya menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai tujuan. Proses pengorganisasian menjadi sedemikian penting karena merupakan proses multi langkah (Ernest Dale)

05. pengorganisasian informasi modern


05. pengorganisasian informasi modern
Pertemuan kedua Pengantar Teknologi Informasi (PTI) membahas tentang Informasi Teknologi dalam organisasi modern. Pada pertemuan ini kami mendiskusikan mengenai konsep Sistem Informasi seperti Infrastruktur dan arsitektur informasi, selain itu kami juga mendiskusikan mengenai beberapa tipe dari system informasi. Ketika IT tercipta, maka diwujudkan karena adanya Information System.

04. Pengorganisasian (Organizing) dalam Manajemen Pendidikan


04. Pengorganisasian (Organizing) dalam Manajemen Pendidikan
Asnawir menyatakan bahwa pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga untuk membentuk suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuan merupakan kegiatan dalam manajemen, karena pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang ada dalam sebuah organisasi maupun suatu lembaga adalah kegiatan pengorganisasian

03. Pengorganisasian Pesan-pesan Bisnis


03. Pengorganisasian Pesan-pesan Bisnis
Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para bawahannya, kadang kala tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

02. Pengorganisasian dan Pengembangan masyarakat


02. Pengorganisasian dan Pengembangan masyarakat
- Peristilahan PPM
- Kedudukan kelompok sasaran sebagai subyek dan obyek
- Pengalaman belaja

01.Pengorganisasian sekolah


01.Pengorganisasian sekolah
Dalam setiap organisasi pendidikan, termasuk sekolah, banyak sekali pekerjaan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh setiap komponen tingkat satuan pendidikan, terutama komponen yang bersifat manusianya

16. Koordinasi Hormon


16. Koordinasi Hormon

Koordinasi hormon dikawal oleh sistem endokrin (endocrine system) yang mengawal aktiviti seperti pertumbuhan badan, pembiakan, dsb.

Kedua-dua kelas koordinasi badan ini membolehkan semua organ badan untuk mengesan rangsangan (stimuli) dan bergerak balas (respond) terhadapnya.

15. Koordinasi perusahaan


15. Koordinasi perusahaan


Pengorganisasian Perusahaan


Sebuah pengorganisasian sangat penting dalam sebuah perusahaan. Bukan tanpa alasan pengorganisasian diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan dari perusahaan itu sendiri, karenanya diperlukan adanya pembagian kerja yang terarah agar setiap individu dalam suatu organisasi dapat mengetahui tugas dan kewajibannya dalam menjalankan suatu perusahaan. Dari pembagian tugas tersebut setiap individu juga dapat mengetahui batasan-batasan kewenangan yang dimiliki setiap individu tersebut. Pengorganisasian dibagi menjadi beberapa sub devisi dan unit-unit yang lebih kecil untuk selanjutnya dapat ditangani secara maksimal. Pembagian tugas dalam pengorganisasianpun selayaknya memiliki kemampuan dalam sub devisi masing-masing. Dengan adanya pengorganisasian yang tepat dan terarah maka sebuah perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal

14. Koordinasi sekolah


14. Koordinasi sekolah


Pengorganisasian Sekolah


Dalam setiap organisasi pendidikan, termasuk sekolah, banyak sekali pekerjaan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang harus dilakukan dan dikerjakan oleh setiap komponen tingkat satuan pendidikan, terutama komponen yang bersifat manusianya. Tugas, wewenang, tanggungjawab, pekerjaan dan aktivitas tersebut beraneka ragam dan kadang-kadang menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, tidak mungkin jika keseluruhan aktivitas yang bermacam-macam tersebut hanya melakukan oleh seorang, sebutlah kepala sekolah. Selain ia waktu yang terbatas, ia pun punya kemampuan yang juga terbatas. Oleh karena itu, aktivitas, pekerjaan, wewenang, tugas dan tanggungjawab tersebut mesti dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian demikian inilah yang dikenal dengan pengorganisasian. image%25255B6%25255D Secara etimologis, organizing merupakan terjemahan dari kata organize. Kata organize berasal dari kata organ. Organ sendiri berarti bagian, badan dan alat. Organize berarti membentuk bagian-bagian, anggota, badan atau Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota alat. Organizing juga berarti membentuk bagian, badan, anggota atau alat (Echols, 1984). Secara terminologis, organizing atau pengorganisasian berarti pembentukan bagian-bagian, badan-badan, unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Pengorganisasian juga berarti sistem kerja sama antara satu orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian juga berarti pembagian pekerjaan antara satu orang dengan orang lain, antara unit dengan unit lain dan antara bagian satu dengan bagian yang lain (Indrakusuma, 1982). Tujuan pengorganisasian sebagaimana yang disebutkan berikut. Mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab pada institusi tingkat satuan pendidikan. Memperlancar jalannya usaha kerja sama antara orang-orang yang bekerja sama di tingkat satuan pendidikan. Mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, badanbadan, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan sehingga terciptalah team work yang baik. Lalu lintas hubungan ini perlu diatur agar tidak “semrawut”. Fungsi pengorganisasian adalah: Sebagai wahana untuk membagi pekerjaan di antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di tingkat satuan pendidikan. Sebagai wahana untuk memperlancar jalannya kerja sama antara komponen-komponen, unit-unit kerja yang ada di tingkat satuan pendidikan. Sebagai wahana untuk mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja dan komponen-komponen yang ada di tingkat satuan pendidikan. Agar organizing ini dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah memedomani prinsip-prinsip organizing. Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut. Perumusan tujuan tingkat satuan pendidikan secara jelas. Pengutamaan pencapaian tujuan tingkat satuan pendidikan. Prinsip pembagian pekerjaan. Prinsip pendelegasian wewenang (delegation of authority). Prinsip pengelompokan fungsi. Prinsip kesatuan perintah (unity of commond). Adanya kemampuan pengawasan (span of control). Fleksibelitas. Yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah keluwesan.
3.Pengorganisasian Manajemen
Perkataan organisasi berasal dari kata Yunani “Organon” dan istilah Latin ”Organum” yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa istilah organisasi setiap ahli mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Chester I. Bernard mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan Oliver Shelsom, John M. Phiffner, S. Owen Lane mereka sepakat bahwa organisasi adalah penggabungan kerja orang-orang atau sekelompok orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas.
Nanang Fatah (2004: 71) dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan menyebutkan bahwa;
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara efektif.